VT Markets APP

    Perdagangkan CFD di FX, Emas dan lainnya

    Dapatkan

    Harga Minyak Tetap Stabil di Tengah Permintaan Lemah dan Penundaan Pasokan OPEC+

    September 6, 2024

    Poin penting:

    • Harga minyak Brent dan WTI sebagian besar tetap stabil setelah penjualan besar semalam.
    • OPEC+ mungkin menunda rencana peningkatan produksi untuk Oktober karena kekhawatiran permintaan.
    • Data pabrik Tiongkok menunjukkan aktivitas terendah dalam enam bulan, memengaruhi permintaan minyak global.

    Harga minyak tetap stabil setelah penurunan tajam awal pekan ini. Harga minyak Brent (Simbol: UKOUSD) naik menjadi $72,79 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS (Simbol: USOUSD) naik menjadi $69,32 per barel.

    Kedua acuan tersebut mengalami kerugian yang dipengaruhi oleh lemahnya permintaan dari Tiongkok dan potensi peningkatan produksi dari OPEC+ pada bulan Oktober. Para pedagang kini dengan cermat mengevaluasi apakah peningkatan pasokan yang direncanakan oleh OPEC+ akan terealisasi, karena kelompok ini menghadapi tekanan dari pelemahan ekonomi global dan permintaan yang lebih rendah dari perkiraan dari Tiongkok.

    Keputusan Pasokan OPEC+ Menjadi Fokus Utama

    OPEC+ awalnya berencana untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober, melanjutkan pelonggaran pemotongan sebelumnya.

    Namun, dengan harga Brent dan WTI baru-baru ini mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir, sumber dalam kelompok tersebut menyarankan bahwa OPEC+ mungkin mempertimbangkan kembali strategi produksinya. Langkah serupa pada April 2020, ketika permintaan anjlok akibat pandemi, membuat OPEC+ menerapkan pemotongan besar-besaran untuk menstabilkan pasar.

    Jika OPEC+ menunda kenaikan produksi yang direncanakan, hal ini dapat memberikan bantuan jangka pendek bagi harga minyak. Namun, keputusan tersebut kemungkinan akan bergantung pada lemahnya permintaan yang berkelanjutan, terutama dari negara pengimpor utama seperti Tiongkok.

    Ketidakpastian Permintaan Ekonomi di Tiongkok

    Kondisi ekonomi di Tiongkok terus membayangi pasar minyak. Akhir pekan lalu, Tiongkok merilis data yang menunjukkan kontraksi aktivitas pabrik untuk bulan keempat berturut-turut pada Agustus.

    Perlambatan ini memunculkan kekhawatiran bagi permintaan minyak global, karena Tiongkok merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia. Harga di tingkat pabrik menurun, dan produsen di Tiongkok menghadapi penurunan pesanan.

    Persediaan Minyak Mentah AS

    Dari sisi pasokan, persediaan minyak mentah AS turun sebesar 7,431 juta barel dalam minggu terakhir, menurut data API, jauh melebihi perkiraan penarikan sebesar 1 juta barel. Meskipun terjadi penurunan tajam dalam persediaan, kekhawatiran tentang melemahnya permintaan AS membebani pasar. Konsumsi minyak pada bulan Juni di AS mencapai level musiman terendah sejak 2020, menambah ketidakpastian terhadap permintaan di masa depan.

    Keputusan suku bunga Federal Reserve AS pada bulan September juga menjadi faktor kunci yang mempengaruhi dinamika pasar minyak. Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak. Dengan beberapa pelaku pasar memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin, para pedagang akan mengamati dengan cermat setiap tanda pertumbuhan ekonomi yang membaik.

    Prospek Pasar dan Peluang

    Penundaan kenaikan produksi OPEC+ yang potensial memberikan ruang bagi rebound harga dalam jangka pendek, terutama jika permintaan Tiongkok menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.

    Namun, para pedagang harus bersiap menghadapi volatilitas karena sinyal permintaan yang lemah dari Tiongkok dan AS terus berlanjut, dengan data ekonomi penting seperti laporan pekerjaan AS dan angka manufaktur Tiongkok menjadi komponen kunci dalam perdagangan minyak.

    Buat Akun VT Markets Anda Sekarang dan Mulai Trading!