Setelah masalah tarif, harga saham Apple turun lebih dari 4% setelah sebelumnya turun 9,25%

    by VT Markets
    /
    Apr 4, 2025
    Dinamika Saham Apple Saham Apple turun 9,25% pada hari Kamis, diikuti dengan penurunan lebih dari 4% pada pra-pasar Jumat. Kebijakan tarif baru pemerintahan Trump, yang memberlakukan tarif sebesar 34% untuk China dan 32% untuk Taiwan, telah berdampak signifikan pada pasar. Futures Indeks Dow Jones Industrial Average turun 2,8%, sementara NASDAQ Composite dan S&P 500 turun 2,9%. Saham Nvidia juga jatuh di bawah batas $100. Goldman Sachs telah meningkatkan kemungkinan resesi AS menjadi 35%, sementara UBS memperkirakan bahwa tarif Trump dapat menambah beban $700 miliar pada konsumen AS. China merespons dengan tarif 34% yang setara, membuat produk Apple menjadi kurang terjangkau bagi konsumen China. Meskipun Apple berjanji untuk melakukan investasi sebesar $500 miliar dalam manufaktur di AS, hal ini akan memakan waktu bertahun-tahun untuk terwujud. Saham Apple diperdagangkan di harga $193,49, yang merupakan terendah dalam sembilan bulan, di bawah level psikologis kritis $200. Saham ini dapat mengalami penurunan lebih lanjut menuju $184,12 atau sekitar $180,00. Selain itu, Rata-rata Pergerakan Sederhana 50-hari mendekati persilangan di bawah rata-rata 200-hari, menunjukkan kemungkinan penurunan yang lebih panjang. Poin-poin Penting Gerakan terbaru di pasar memberikan gambaran yang jelas, dan ini bukanlah hal yang menggembirakan. Penurunan tajam saham Apple—lebih dari sembilan persen di sesi Kamis, dan penurunan empat persen lagi sebelum pasar dibuka pada hari Jumat—mengikuti perubahan kebijakan yang langsung. Secara khusus, pelaksanaan tarif yang sangat tinggi oleh pemerintahan Trump pada negara-negara eksportir teknologi kunci, China dan Taiwan, memicu reaksi besar. Pasar tidak menganggap ini enteng. Futures di seluruh indeks utama AS seperti Dow, NASDAQ, dan S&P turun hampir tiga persen secara keseluruhan. Gerakan sebesar ini dalam futures menunjukkan penyesuaian besar-besaran, bukan kepanikan spontan. Ketika tindakan terkoordinasi seperti ini terjadi di berbagai indeks, biasanya kita menemukan kekhawatiran struktural yang lebih dalam, bukan hanya kelemahan sektor yang terisolasi. Nvidia, yang berada di bawah level $100, semakin memperkuat gagasan bahwa selera risiko di ruang teknologi telah mendingin secara drastis. Tekanan ini tidak tampak spesifik pada saham tertentu. Sebaliknya, ini adalah apa yang kita harapkan ketika berita makro mengubah ekspektasi ekonomi secara tajam sehingga investor menarik diri dari aset yang dianggap terlalu mahal. Sekarang, bank investasi secara terbuka menyesuaikan proyeksi ekonomi mereka. Perkiraan resesi 35% dari Goldman tidak muncul dari angin lalu—ini mencerminkan kekhawatiran nyata tentang seberapa besar tarif baru ini dapat mengganggu rantai pasokan, menekan margin, dan menahan permintaan konsumen. Proyeksi UBS yang menawarkan biaya tambahan $700 miliar menggambarkan gambaran yang lebih realistis: penyesuaian kebijakan sebesar ini langsung berpengaruh pada dompet rakyat Amerika. Tarif timbal balik China sebesar 34% mempengaruhi lebih dari sekedar produk—ini mempengaruhi sentimen. Bagi perusahaan seperti Apple, yang mengandalkan lebih dari sekadar penjualan unit untuk mendorong pertumbuhan, emosi dan persepsi menjadi penting. Hambatan semacam ini mengecilkan kekuatan harga. Konsumen di pasar yang sudah ketat kini harus menghadapi biaya tambahan. Pesaing lokal juga bisa mendapatkan keuntungan, menambah tekanan. Harga saham Apple saat ini di $193,49 jauh di bawah angka $200. Dari perspektif perdagangan, level ini sebelumnya telah berfungsi sebagai batas lunak—tempat di mana pembeli masuk, baik yang dipicu oleh sistem teknis atau analisis diskresi. Jatuh di bawah rentang tersebut membuka pintu untuk zona dukungan yang lebih dalam. Kami memantau khususnya pada $184,12 dan $180,00, terutama jika momentum terus berlanjut menekan saham. Dari sisi teknis, ada sesuatu yang lain yang mulai terlihat. Rata-rata Pergerakan Sederhana 50-hari hampir jatuh di bawah rata-rata 200-hari—persilangan bearish klasik. Trader sering menginterpretasikan pengaturan ini, yang dikenal sebagai ‘death cross’, sebagai sinyal bahwa kelemahan harga dapat bertahan untuk periode yang lebih lama. Keandalan pola semacam ini terletak pada seberapa luas pola tersebut mencerminkan pandangan kolektif peserta, terutama mereka yang beralih ke model rata-rata bergerak.

    Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.

    see more

    Back To Top
    Chatbots