Ketika ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia meningkat, pasar global merasakan dampaknya. Dari lonjakan harga emas hingga permintaan minyak yang menurun, perang dagang AS-Cina mempengaruhi berbagai kelas aset.
Apakah Anda seorang trader berpengalaman atau hanya menyaksikan dari jauh, memahami bagaimana perubahan ini terjadi di pasar utama sangat penting.
Safe Haven Klasik Mendapat Sorotan
Setiap kali ketidakpastian muncul, emas cenderung bersinar. Dengan dua raksasa ekonomi bertarung, para investor bergegas kembali ke logam mulia ini.
Sejak November 2024, harga emas telah melonjak sebesar 28%, mencapai rekor tertinggi $3,245.28 per ons pada April 2025. Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya minat terhadap aset safe haven di tengah risiko geopolitik yang tinggi.
Perubahan Perilaku Investor
ETF emas China saja mencatatkan inflow sebesar 29,1 ton metrik dalam 11 hari pertama bulan April—melebihi total Q1. Ini jelas menunjukkan: sentimen menghindar dari risiko memicu pergeseran besar ke arah emas.
Poin-poin penting:
🔁 Ketegangan meningkat → Permintaan untuk keamanan lebih banyak → Harga emas naik
Dampak Berat dari Kekhawatiran Perlambatan Global
Berbeda dengan emas, minyak cenderung menderita selama konflik—terutama ketika perang dagang mempengaruhi output industri global dan permintaan transportasi.
Menurut Badan Energi Internasional (IEA), permintaan minyak global telah turun sebesar 2,4 juta barel per hari sejak Januari 2025, dengan sekitar 60% dari penurunan itu terkait dengan menurunnya aktivitas industri di China.
Harga Mencerminkan Perlambatan
- Minyak mentah Brent telah turun hampir 4% menjadi $70.36
- WTI merosot menjadi $55.18, mencapai level terakhir yang terlihat pada Desember 2021
Dengan volume perdagangan global yang mendingin, minyak berjuang untuk menemukan titik harga dasar—terutama karena China secara drastis mengurangi pembelian minyak mentah AS.
Poin-poin penting:
🔁 Gangguan perdagangan → Permintaan lebih rendah → Harga minyak tertekan
Dollar: Tahan Lama, Namun Rentan
Dollar AS sering berperan sebagai penyelamat global di saat stres—tetapi perilakunya kali ini kurang dapat diprediksi.
Selama tiga bulan terakhir:
- S&P 500 turun 7,96%
- Dollar AS merosot 8,99%
Ini tidak biasa. Normalnya, ketika saham turun, dollar naik karena ketidakpastian. Namun di sini, kita melihat penurunan ganda, mencerminkan ketidakpastian tidak hanya di saham, tetapi juga dalam kepercayaan terhadap arah ekonomi AS secara keseluruhan.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Jika perang dagang berlanjut dan menghambat pertumbuhan lebih jauh, Federal Reserve mungkin terpaksa menurunkan suku bunga—yang dapat melemahkan dollar di akhir 2025.
Poin-poin penting:
✅ Dollar saat ini tetap kuat
⚠️ Ada risiko kelemahan jika pemotongan suku bunga terjadi.
Apa yang Perlu Diperhatikan ke Depan?
Standoff AS-Cina bukan hanya titik api geopolitik—ini adalah penggerak market yang struktural. Berikut yang perlu dipersiapkan oleh trader dan investor:
- Jangka Pendek: Volatilitas berlanjut di emas dan minyak; permintaan tinggi untuk aset aman
- Jangka Menengah: Potensi pengetatan pertumbuhan global, dengan minyak tetap lemah dan emas masih diminati
- Jangka Panjang: Pergeseran struktural dalam rantai pasokan, preferensi mata uang, dan alokasi modal
Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.