Laporan pekerjaan terbaru di AS memberikan indikasi yang mengkhawatirkan tentang kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melemah.
Pada bulan Oktober, hanya 12.000 pekerjaan yang berhasil ditambahkan, yang merupakan kenaikan bulanan terlemah dalam empat tahun terakhir. Angka ini sangat kontras dengan penambahan 254.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya, menimbulkan banyak pertanyaan mengenai perubahan dramatis yang terjadi.
Meskipun tingkat pengangguran tetap stabil di angka historis terendah sebesar 4,1%, tanda-tanda perlambatan mulai tampak di pasar tenaga kerja.
Beberapa faktor mempengaruhi penurunan ini, termasuk dampak badai yang baru saja terjadi serta pemogokan di Boeing, yang mengganggu proses perekrutan di berbagai sektor.
Pertumbuhan pekerjaan kini lebih terfokus pada sektor kesehatan dan pemerintah, sementara sektor lain seperti manufaktur, rekreasi, perhotelan, ritel, dan transportasi merasakan dampak perlambatan ini.
Situasi ini menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi tidak mempengaruhi semua sektor secara merata — beberapa sektor tampaknya lebih tahan terhadap guncangan dibanding yang lain.
Selain itu, revisi terhadap data pekerjaan sebelumnya menambahkan kejelasan terhadap situasi ini. Biro Statistik Tenaga Kerja menyesuaikan angka pekerjaan untuk bulan Agustus dan September, mengurangi total sebanyak 112.000 pekerjaan.
Perubahan ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja tidak sekuat yang diharapkan, mendorong pelaku pasar untuk menilai ulang ekspektasi mereka. Data dari Survei Lowongan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) juga menunjukkan kehati-hatian di kalangan pemberi kerja, dengan meningkatnya PHK dan penurunan minat pekerja untuk meninggalkan pekerjaan mereka demi peluang baru.
Kita sedang menyaksikan pergeseran menuju “pasar pemberi kerja,” di mana keamanan pekerjaan menjadi lebih sulit dicapai dan peluang semakin terbatas. Saat pelaku pasar memproses informasi ini, fokus utama akan beralih ke keputusan berikutnya dari Federal Reserve.
Sebelum laporan pekerjaan terbaru, peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed tanggal 7 November berada di 98,4%. Kini, peluang itu naik sedikit menjadi 98,9%. Lebih jauh lagi, kemungkinan pemotongan tambahan pada bulan Desember meningkat dari 74,6% menjadi 82,7%, menandakan ekspektasi untuk dukungan berkelanjutan terhadap pasar tenaga kerja.
Menariknya, meskipun data pekerjaan mengecewakan, pasar saham merespons positif dengan pembukaan yang lebih tinggi.
Hal ini mungkin terlihat tidak wajar, tetapi ekspektasi pasar adalah bahwa Fed akan merespons data pekerjaan yang lemah dengan kebijakan suku bunga yang lebih rendah. Suku bunga yang lebih rendah biasanya memudahkan pinjaman, yang bisa mendorong investasi dan pengeluaran konsumen, sehingga meningkatkan harga saham.
Indeks Dolar AS (USDX) menunjukkan kenaikan dari area 103,40 segera setelah laporan pekerjaan.
Pantau potensi aksi harga bearish di level 104,80 dan 105,30.
Sementara itu, pasangan EUR/USD turun namun belum mencapai zona jual yang diantisipasi di 1,0940. Pedagang kini mengamati level 1,0800 untuk potensi aksi harga.
GBP/USD menunjukkan peningkatan dari area 1,2840, meskipun belum menarik minat beli yang kuat. Jika diperdagangkan lebih rendah, perhatikan aksi bullish di sekitar 1,2790.
Di pasar Asia, USD/JPY menunjukkan tren naik, belum menguji area 151,00. Jika berbalik, aksi bullish di level ini diperkirakan akan mendukung pergerakan harga.
USOil menunjukkan penurunan dari area 71,70, dengan kemungkinan tembus menuju 66,938 dan bahkan 65,508.
Harga emas, setelah awalnya naik dari level 2730, kini terkonsolidasi sebelum mengalami retracement. Pantau level 2690 sebagai dukungan utama.
Jika emas dapat mempertahankan momentum bullish-nya, ada potensi untuk menguji level tertinggi sepanjang masa lagi.
Di sisi cryptocurrency, harga Bitcoin cukup fluktuatif, bergerak dari 68.850 ke sekitar 67.850. Jika tidak ada penolakan yang kuat pada level ini, kita mungkin melihat penurunan lebih lanjut ke 65.244 sebelum potensi rebound.
Peristiwa Utama yang Perlu Dipantau Minggu Ini
Pada hari Selasa, perhatian pasar akan beralih ke Australia, dengan suku bunga tunai diperkirakan tetap di 4,35%. Dinamika perdagangan awal pekan ini mungkin mempengaruhi Dolar AS di tengah perkembangan seputar pemilihan presiden AS.
Pada hari Rabu, tingkat pengangguran Selandia Baru diperkirakan naik menjadi 5,0%, dari sebelumnya 4,6%. Data ini akan relevan dalam konteks politik domestik dan dapat mempengaruhi sentimen terhadap NZD.
Bank of England (BoE) juga dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga pada hari Kamis, dengan ekspektasi penurunan dari 5,00% menjadi 4,75%. Reaksi pasar akan bergantung pada bagaimana penurunan ini sejalan dengan ekspektasi pedagang.
Pada hari Jumat, tingkat suku bunga Federal Fund AS diperkirakan turun dari 5,00% menjadi 4,75%. Jika USD mencapai level tertinggi baru-baru ini, kita mungkin akan melihat koreksi harga akibat aksi ambil untung.
Tingkat pengangguran AS diperkirakan akan sedikit naik menjadi 6,60%, dibandingkan dengan 6,50% sebelumnya. Kesesuaian angka ini dengan ekspektasi pasar akan membentuk pergerakan pasar sepanjang hari tersebut.