Poin-poin penting
Minggu lalu mencatat penurunan mingguan terbesar dalam minyak mentah sejak awal September, karena pertumbuhan ekonomi China yang melambat menimbulkan kekhawatiran tentang permintaan di masa depan.
Penurunan 7% pada Brent dan 8% pada WTI mencerminkan reaksi para pedagang terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia yang menunjukkan laju pertumbuhan terlemah sejak awal 2023.
Minyak mentah (WTI) menunjukkan tren penurunan dari puncaknya 78,441 menjadi sekitar 69,343, dengan momentum yang melemah pada MACD seperti yang terlihat di aplikasi VT Markets.
Angka-angka ini sangat mempengaruhi sentimen umum untuk permintaan minyak. Selain itu, dengan China yang memangkas suku bunga acuan sebagai bagian dari langkah stimulus, kita dapat mengharapkan respons berkelanjutan dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonominya yang tertekan.
Dari sisi geopolitik, komentar Presiden AS Joe Biden mengenai kemungkinan pengurangan ketegangan antara Israel dan Iran membantu mengurangi risiko minyak minggu lalu.
Namun, situasi tetap rapuh, terutama dengan Israel yang mempersiapkan aksi militer di Beirut terhadap target yang terkait dengan Hezbollah. Setiap eskalasi dapat sekali lagi mengalihkan fokus pasar kembali ke risiko sisi pasokan.
Selain itu, perusahaan minyak dan gas AS terus memangkas produksi, seperti yang ditunjukkan oleh laporan terbaru Baker Hughes. Jumlah rig aktif turun satu, menjadikannya penurunan keempat dalam lima minggu.
Ke depan, harga minyak mungkin mengalami konsolidasi minggu ini saat pelaku pasar menilai langkah-langkah ekonomi berikutnya dari China dan memantau perkembangan di Timur Tengah.
Jika permintaan dari China terus kurang memuaskan dan ketegangan geopolitik meningkat lagi, kita bisa menyaksikan tekanan lebih lanjut pada minyak.
Namun, gangguan pasokan yang tidak terduga atau pelonggaran lebih lanjut dari Beijing dapat memberikan dukungan kepada pasar.
Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.
Mitra resmi:
